Sabtu, 21 November 2015

Wanita Harus Di Hargai Dan Di Lindungi?

Wanita Harus Di Hargai Dan Di Lindungi?


 

Dunia dan seisinya adalah kesenangan, dan sebaik-baiknya kesenangan adalah wanita yang sholihah”. Demikian sabda Rasulullah SAW. Wanita adalah saudara kaum pria, ibu kita yang paling sayang kepada anak-anaknya dan teman intim dalam kehidupan. Wanita adalah busana bagi kaum pria, demikian pula sebaliknya pria adalah busana bagi kaum wanita, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 187 : “Mereka itu adalah pakaian kamu dan kamu pun adalah pakaian mereka”.
Wanita jasanya amat besar, tolok ukurnya bukan tolok ukur manusia. Air susunya konsumsi para balita, mengandung gizi serta protein yang sangat tinggi dan bahkan mampu mencerdaskan otak manusia. Berbuat baik kepada mereka adalah suatu keharusan, sebagaimana firman Allah yang artinya “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kamu sekalian akan dikembalikan” (QS.31:14).
Wanita memiliki rahim, nama rahim diambil dari Asma’ul Husna yang artinya kasih sayang. Di sanalah tempat ovum dan sperma bertemu dan menjadi seorang manusia. Kasih sayangnya adalah kasih sayang yang sejati. Menafikan eksistensi wanita dalam pentas kehidupan akan kehilangan banyak kenikmatan dan bahkan merusak pelestarian umat manusia sepanjang zaman.
Wanita telah mempersembahkan banyak perannya kepada dunia. Mereka telah melahirkan pemimpin-pemimpin dunia dan ilmuwan. Sebutlah Nabi Muhammad SAW, seorang pemimpin yang paling berpengaruh di dunia dan satu-satunya manusia dalam sejarah yang secara spektakuler meraih sukses baik dari sudut pandang agama maupun dari sudut pandang duniawi. Karenanya memarahi wanita termasuk tercela, menyakitinya hukumnya dosa.
Pada diri wanita tersimpan banyak pesona yang menyinari gemerlap dunia. Dengan wanita, urusan pekerjaan rumah tangga terpelihara dengan baik, anak-anak dididik dan diramut dengan baik. Dengan wanita pula dapat menambah spirit dalam kehidupan, ibarat minuman kesehatan penambah vitalitas. Yang berat jadi ringan, yang mahal jadi murah dan yang sulit jadi mudah.
Wanita adalah pecinta keindahan dan perhiasan. Emas, berlian, mutiara dan kain sutra tanpa wanita bagaikan batu kerikil tak berguna. Ekspresi dan senyumnya mengandung berjuta makna, boleh jadi “setuju atau tidak”. Jika wanita “perawan” dipinang oleh seorang pria, lalu ditanya, jika diam atau membisu pertanda setuju,
ketidaksetujuannya ia akan menangis. Sebaliknya jika seorang janda dilamar oleh seorang pria.
Setuju atau tidaknya, retorikanya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Fenomena itu mengindikasikan bahwa pada diri wanita banyak keunikan yang menarik, sebagai sumber inspirasi dan bahan renungan. Wanita ibarat sehelai kertas putih. Anda boleh menulis apa yang anda mau. Sebutlan percintaan, pujian, kasih sayang, perdamaian dan kebencian.
Wanita bagaikan taman yang hijau nan indah, menyimpan banyak pesona “flora dan fauna” yang menawan. Tapi harus ekstra hati-hati menghampirinya. Senjata kimianya adalah “kata cinta” yang amat berbahaya, mampu menghipnotis dan menjinakkan pria yang pemberani dan bahkan mampu membuat kufur akan Tuhannya, “ahli ibadah” yang zuhud keduniaan sekalipun.
Julius Caesar yang gagah perkasa terbukti tunduk di bawah ketiak Cleopatra. Napoleon Bonaparte, karena keberaniannya dijuluki “The Lion Europe” dengan dukungan bala tentara yang hebat dan tak terkalahkan di zamannya. Ternyata tak berdaya dan tunduk di kaki Margareth Josephine.
Perdana Menteri Jepang Umno, ketika berkuasa dipaksa mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri karena terlibat skandal dengan Geisa. Di Inggris, parlemen dan kabinetnya sempat diwarnai kericuhan karena di dalamnya terdapat beberapa orang yang terlibat skandal dengan Pamela Bordes – seorang pelacur kelas kakap. Kitapun menyaksikan di Indonesia banyak pejabat pemerintah maupun wakil rakyat yang jatuh karier politiknya gara-gara terlibat skandal dengan wanita.
Eksistensi Wanita
Eksistensi wanita sangat terlihat ketika Nabi Adam AS seorang diri di surga tanpa teman pendamping, tiada teman bercanda membuatnya kesepian. Lalu Allah menciptakan Siti Hawa sebagai pendampingnya dan keduanya hidup harmonis.
Adalah sebuah fakta sejarah bahwa kehidupan manusia dari zaman ke zaman senantiasa memerlukan wanita dalam kehidupannya. Sayangnya masih banyak di antara kita tidak proporsional dalam menghargai wanita dan bahkan menghinakannya dengan cara dijadikan barang dagangan untuk pemuas nafsu dan sebagai wanita penghibur. Ada juga wanita yang dijadikan barang etalase di toko-toko, mall-mall, di hotel dan tempat-tempat lain sebagai umpan, mengeksploitasi situs-situs seks untuk kepentingan bisnis semata.
Islam telah mengajarkan kepada kita supaya menghargai wanita, melindungi dan menutup auratnya sehingga eksistensinya menjadi keindahan, sebagai teman pendamping dan bahkan sebagai “mitra dialog” baik urusan rumah tangga maupun sosial kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara.
Mengapa wanita harus dihargai dan dilindungi? Rasulullah SAW bersabda “Wanita yang baik adalah tiang negara, jika ia baik maka baiklah negara dan jika ia rusak maka rusaklah negara”.
Kontribusi wanita kepada bangsa dan negara sangat terlihat di zaman Rasulullah SAW, dalam sebagian peperangannya mereka menyediakan obat-obatan dan konsumsi buat para prajurit.
Kini wanita semakin eksis, ada yang duduk sebagai karyawati, pengusaha, eksekutif dan legislatif. Bahkan republik Indonesia pernah dipimpin oleh seorang wanita yaitu Presiden Megawati Soekarno Putri.
Kemuliaan seseorang akan tampak ketika berinteraksi dengan wanita, sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Yang memuliakan wanita hanyalah orang yang mulia, berbudi tinggi dan yang menghinakan wanita hanyalah orang yang rendah budi dan tercela” (HR Ibnu ‘Asaakir dari ‘Ali)
‘Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku (nabi) sebaik-baiknya kalian terhadap keluargaku” (HR. Sunan Tirmidzi).
Rasulullah SAW ketika memanggil istrinya ‘Aisyah dengan panggilan“humairah” (yang kemerah-merahan). Konon ‘Aisyah pipinya berwarna kemerah-merahan. Fenomena itu adalah penghargaan Rasulullah terhadap wanita baik sebagai kepala rumah tangga maupun sebagai kepala negara.
Allah berfirman dalam Al Qur’an yang artinya “… Dan pergaulilah mereka (wanita) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukainya maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebajikan yang banyak” (QS.4:19). Jadi jika terdapat sesuatu pada diri istri yang tidak disukai, misalkan parasnya kurang cantik, tidak pandai berhias dan tidak pandai masak. Namun di balik itu pasti ada kelebihannya yang lain.
Apa kelebihannya? Pandai baca Al Qur’an, ahli ibadah dan pandai “memanjakan” suami. Lihatlah kelebihannya (fadhilah), jangan hanya melihat kekurangannya semata. Dengan begitu eksistensi wanita baik sebagai istri pendamping suami maupun wanita pada umumnya, akan selalu diperlukan dan dihargai dalam seluruh lini kehidupan hingga dunia ini tiada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar